Ntah apa yang dia pikirkan dalam diamnya. Di sudut malam, terlihat dia sedang berdiri menatap sesuatu yang sangat jauh. Pandangan yang kosong, jeritan hati yang penuh harapan, aku bisa melihatnya dari kejauhan..
Tubuhnya yang kian tambun, rambutnya yang terlihat mulai memutih, kerutan di dahi serta kelopak matanya, aku bisa melihat dia tlah memasuki frase senja. Tapi sungguh jika kau percaya, dia tidak terlihat sebagaimana adanya. Dia bahkan tidak pernah menyerah, apalagi mengeluh, dia tidak pernah mengatakan lelah, dia tidak pernah mengatakan aku bosan mengurusi anak-anakku..
Ayah... Terimakasih, terimakasih untuk semua yang telah engkau berikan kepada kami, terutama aku sebagai anak pertamamu, aku bangga kepadamu, Yah. Kau yang memberi kami pelajaran tentang kehidupan, bersama Ibu, kau memberi teladan bahwa hidup butuh kerja keras, dari kecil kau bersabar membesarkan kami yang kadang selalu merengek menyusahkanmu, kami pun sadar, saat kami meminta sesuatu dan kau mengatakan, "nanti Ayah belikan..." kami tahu bahwa kau sedang tak punya uang untuk menuruti kami. Terimakasih, Yah... terimakasih karena tlah bersedia merawat kami, kau memang tak pernah menjaga kami saat kami sedang sakit, bahkan saat kami mulai tertidur kami tahu bukan kau yang menyelimuti kami, tapi kami tau, kau selalu mejaga kami di luar, agar saat kami membutuhkan sesuatu, kau bisa mengambilkannya untuk kami.. Terimakasih, Ayah..
Terkadang, kami malu menjadi anakmu, kami malu tak bisa membanggakanmu, kami malu hanya bisa menyusahkanmu. Ayah... Terkadang kami ingin bertanya padamu. Adakah engkau malu menjadi ayah bagi anak-anak seperti kami? Adakah engkau menyesal pernah membesarkan kami? Kami tidak seperti yang kau inginkan, Yah.. Kami tidak seperti di mimpi indahmu, kami yang sering mengumpatmu, marah-marah kepadamu, menyuruhmu, tapi kau dengan sabarnya menuruti kami, maafkan kami, Ayah...
Kami semua sayang Ayah... Maafkan kami anak-anakmu yang tidak tau diri ini, Ayah... Tetaplah menjadi Ayah kami seperti ini, menjadi super hero kami, kau memang tak bisa terbang, tapi kami tidak berharap agar kau bisa terbang, tapi kami berharap kau akan selalu bersama-sama kami. Kami berharap kau menjadi pelindung dan imam kami, menjadi seseorang yang kami tau kami harus bangga memilikinya, meski kami tak yakin apa kau juga bangga memiliki kami...
Selamat malam, yah...
Kami semua menyayangimu...
We love you, Dad....
Tubuhnya yang kian tambun, rambutnya yang terlihat mulai memutih, kerutan di dahi serta kelopak matanya, aku bisa melihat dia tlah memasuki frase senja. Tapi sungguh jika kau percaya, dia tidak terlihat sebagaimana adanya. Dia bahkan tidak pernah menyerah, apalagi mengeluh, dia tidak pernah mengatakan lelah, dia tidak pernah mengatakan aku bosan mengurusi anak-anakku..
Ayah... Terimakasih, terimakasih untuk semua yang telah engkau berikan kepada kami, terutama aku sebagai anak pertamamu, aku bangga kepadamu, Yah. Kau yang memberi kami pelajaran tentang kehidupan, bersama Ibu, kau memberi teladan bahwa hidup butuh kerja keras, dari kecil kau bersabar membesarkan kami yang kadang selalu merengek menyusahkanmu, kami pun sadar, saat kami meminta sesuatu dan kau mengatakan, "nanti Ayah belikan..." kami tahu bahwa kau sedang tak punya uang untuk menuruti kami. Terimakasih, Yah... terimakasih karena tlah bersedia merawat kami, kau memang tak pernah menjaga kami saat kami sedang sakit, bahkan saat kami mulai tertidur kami tahu bukan kau yang menyelimuti kami, tapi kami tau, kau selalu mejaga kami di luar, agar saat kami membutuhkan sesuatu, kau bisa mengambilkannya untuk kami.. Terimakasih, Ayah..
Terkadang, kami malu menjadi anakmu, kami malu tak bisa membanggakanmu, kami malu hanya bisa menyusahkanmu. Ayah... Terkadang kami ingin bertanya padamu. Adakah engkau malu menjadi ayah bagi anak-anak seperti kami? Adakah engkau menyesal pernah membesarkan kami? Kami tidak seperti yang kau inginkan, Yah.. Kami tidak seperti di mimpi indahmu, kami yang sering mengumpatmu, marah-marah kepadamu, menyuruhmu, tapi kau dengan sabarnya menuruti kami, maafkan kami, Ayah...
Kami semua sayang Ayah... Maafkan kami anak-anakmu yang tidak tau diri ini, Ayah... Tetaplah menjadi Ayah kami seperti ini, menjadi super hero kami, kau memang tak bisa terbang, tapi kami tidak berharap agar kau bisa terbang, tapi kami berharap kau akan selalu bersama-sama kami. Kami berharap kau menjadi pelindung dan imam kami, menjadi seseorang yang kami tau kami harus bangga memilikinya, meski kami tak yakin apa kau juga bangga memiliki kami...
Selamat malam, yah...
Kami semua menyayangimu...
We love you, Dad....